Payakumbuh — Masyarakat Kota Payakumbuh digemparkan oleh beredarnya sebuah video di media sosial yang memperlihatkan tindakan tak senonoh sesama jenis. Aksi yang dianggap menyimpang ini tidak hanya mengejutkan publik, tetapi juga mencoreng nama baik kota yang menjunjung tinggi nilai adat dan agama.

Menanggapi hal tersebut, tokoh muda Payakumbuh, Dedi Hendri atau yang lebih dikenal dengan sapaan Hend Asenk, menyampaikan keprihatinan mendalam. Ia menyebut bahwa kejadian ini adalah bukti nyata dari krisis moral yang tengah melanda generasi muda di Kota Payakumbuh.

“Kita tidak bisa lagi menutup mata. Ini bukan hanya soal video yang viral, tapi soal bagaimana kepedulian kita sebagai masyarakat sudah mulai terkikis. Ini akibat dari pembiaran, baik dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar,” tegas Hend Asenk.

Menurutnya, peran para tokoh adat, pemuka agama, serta unsur pemerintahan tidak bisa dikesampingkan dalam menangani persoalan ini. Ia menyayangkan minimnya kepedulian dari berbagai pihak yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam membentengi moral generasi muda.

“Kita butuh tindakan nyata. Pemerintah kota wajib memperhatikan hal ini. Jangan hanya membangun kota dari segi fisik, tapi juga bangun mental dan moral masyarakatnya,” tambahnya.

Hend Asenk mengajak seluruh elemen masyarakat mulai dari kelurahan, Karang Taruna, LPM, tokoh masyarakat, niniak mamak, hingga alim ulama untuk kembali aktif menanamkan nilai-nilai kepedulian dan pengawasan terhadap anak-anak dan remaja.

“utup akses dan ruang gerak yang bisa membuat perilaku menyimpang ini semakin berkembang. Jangan sampai anak-anak kita menjadi korban dari pembiaran yang kita lakukan hari ini,” ujarnya.

Ia juga meminta perhatian khusus dari anggota DPRD Kota Payakumbuh agar mendorong Pemko lebih serius dalam menjaga moral masyarakat.

“Kita semua bertanggung jawab. Jangan tunggu sampai semuanya terlambat. Ini bukan hanya tentang Payakumbuh hari ini, tapi tentang masa depan anak-anak kita,” tutup Hend Asenk penuh harap. (*)